Dibuat tahun 564 H/1168 M
Atas prakarsa Nuruddin Zanki bin Imaduddin Zanki (511 H/1118 M -569 H/1174 M)
beliau bernadzar untuk meletakkan mimbar saat pembebasan Al-Aqsa dari pasukan Salib.
Tim pembuat mimbar :
Ibnu Dzofir al-Halby, Sulaiman bin Ma’aly, Hamid bin Dzofir, Fadoyil bin Yahya al-Halby, Abul Hasan bin Yahya al-Halby
Dibuat di Halb (Aleppo) Suriah
Nama lain Mimbar : Mimbar Shalahuddin Al-Ayyubi
Penerus perjuangan Nuruddin serta para pendahulunya dalam membebaskan Al-Aqsa.
27 Rajab 583 H/1187 M 19 tahun setelah mimbar dibuat. Shalahuddin dan pasukannya berhasil masuk dan memboyong mimbar Nuruddin dan meletakkannya di dalam Masjid Qibly
Filosofi Mimbar :
1. Mimbar Nuruddin adalah cara unik seorang tokoh panutan umat mempersiapkan kemenangan. Merupakan wujud keyakinan kuat akan kembalinya Masjid Al-Aqsa ke pangkuan umat meski saat itu terlihat mustahil.
2. Mimbar Nuruddin dibuat dengan cara inovatif dan unik. Merupakan lambang kesatuan umat. Memberi pesan kuat bahwa kemenangan bukan buah perjuangan individu semata atau sebuah prestasi sekejap mata; akan tetapi kemenangan merupakan buah perjuangan kolektif, melalui tahap demi tahap dan dengan kesungguhan tak terbatas dari generasi ke generasi.
3. Mimbar Nuruddin adalah simbol perang mental, memberi pesan kepada musuh bahwa pembebasan akan segera menyongsong dengan izin Allah
4. Kondisi berat penjajahan tidak memalingkan tujuan akan inti dari perjuangan yaitu pembebasan Al-Aqsa
5. Bersabar dengan waktu yang dibutuhkan dalam proses yang dilalui tahap demi tahap
6. Teladan dari Shalahuddin Al-Ayyubi yang melanjutkan nadzar Nuruddin memboyong Mimbar ke Masjid Al-Aqsa di hari pembebasannya. Sebuah sikap mengenyampingkan kepentingan popularitas pribadi dan pesan kuat bahwa perjuangan ini adalah bagian dari rangkaian perjuangan para pendahulu.
Karakter Mimbar :
a. Ukuran Mimbar :
tinggi 6 M
Lebar depan 1,12 M
Lebar samping 4 M
b. Ukiran tulisan pada mimbar terbagi dua :
1). Tulisan nama pemrakarsa dan tim pembuat
a) Di bagian kiri posisi khatib naik bertuliskan kaligrafi bahasa Arab yang artinya :
“Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dibuat atas prakarsa Hamba yang sangat membutuhkan rahmatNya, yang senantiasa mensyukuri nikmatnya, mujahid di jalanNya, yang selalu ribath (berjaga) demi tegaknya dienullah, Raja yang Adil Nuruddin, Sentra Islam dan Kaum Muslimin, pencegah kedzaliman orang yang berbuat dzalim. Abul Qosim Mahmud bin Zanki bin Aq Sanqor… pada sekitar tahun 564 H.”
di bagian bawah mimbar tertulis : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dibuat di masa Maulana Malik al-Adil ash-Shalih bin Muhammad Zanki”
b) Di pintu mimbar : nama-nama pembuat mimbar:
Ibnu Dzofir al-Halby, Sulaiman bin Ma’aly, Hamid bin Dzofir, Fadoyil bin Yahya al-Halby, Abul Hasana bin Yahya al-Halby
2).Tulisan ayat-ayat Al-Quran
a). Di bagian kanan posisi khatib naik mimbar : Tulisan Ayat Al-Quran An-Nahl 16 : 90 yang artinya :
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil dan ihsan, menyantuni kerabat, mencegah perbuatan keji, kemunkaran dan pembangkangan, nasehat bagi kalian agar kalian ingat.”
b) Di bagian atas tempat khatib berdiri dan di bagian tempat duduk khatib sisi kiri dan kanannya bertuliskan ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya memakmurkan rumah Allah dengan dzikir, doa dan berdakwah kepada Allah
c. Bentuk ukiran simbol-simbol
Simbol-simbol di sisi-sisi mimbar melambangkan orbit bumi, Merkurius dan Jupiter. Terdapat bentuk persegi di bagian lain sisi mimbar melambangkan hubungan antara bumi dan bulan dan bentuk bulan yang membesar.
Keistimewaan Mimbar :
1. Merupakan karya seni Islam bernilai tinggi
2. Mengandung banyak makna dibalik detail ukirannya yang melambangkan pola pikir Islam abad 12.
5. Bagian luar dan dalam pintu mimbar memiliki dua pola ukiran yang berbeda
6. Dibuat dari kayu eboni sebanyak kurang lebih 16.500 keping dengan ornamen gading.
7. Disusun dengan sistem interlock (pasak, tanpa paku dan lem)
8. Dibuat oleh para pakar. Mimbar asli dibuat selama kurang lebih 3 tahun, oleh 4 orang seniman tersohor di Damaskus.
Pembakaran Masjid Qibly Dan Mimbar Nuruddin
Pada 1389 H/ 21 Agustus 1969 M
Seorang Yahudi berkebangsaan Australia Dennis Michael Rohan membakar hampir sepertiga Masjid Qibly termasuk mimbar Nuruddin hingga menjadi debu dan hanya menyisakan kepingan-kepingan kecil yang kini tersimpan di arsip Lembaga Wakaf Masjid Al-Aqsa.
Proyek Pembuatan Mimbar Baru
28 Agustus 1993 setelah 38 tahun mimbar dibakar, Raja Husein bin Thalal dari Yordan memerintahkan pembuatan mimbar baru pengganti mimbar Nuruddin dengan bentuk dan cara pengerjaan yang sama persis.
Sejak 1993- hingga 2002 proyek penelitian tentang mimbar pimpinan Deputi Dekan Fakultas Seni Tradisional Islam Universitas Balqa , Yordania, Ir. Munawar Muhaidi dimulai untuk membuat rancangan mimbar baru (replika).
Referensi penelitian diambil dari buku pola seni Islam yang ditulis oleh profesor seni arsitektur Inggris Keith Crichlow dan juga dari perpustakaan besar dunia Kongres di Amerika Serikat dan museum besar di London serta museum-museum lainnya yang terdapat di beberapa ibukota di Eropa untuk membuat mimbar baru dengan teknik dan bentuk yang sama dengan aslinya.
Setelah Raja Husein bin Thalal wafat, proyek dilanjutkan Raja Abdullah II bin Husein dengan membiayai seluruh proyek yang mencapai 2 juta US Dolar
Fakultas Seni Tradisional Islam Universitas Balqa, Yordan mengadakan lomba bagi seluruh ahli ukir dan seniman dari berbagai negara untuk menemukan ahli ukir yang akan tergabung dalam tim pembuat Replika Mimbar
Indonesia menjadi salah satu negara peserta lomba melalui Institut Teknologi Bandung (ITB)
Atas prakarsa Alm. Bapak Mahmud Bukhori dan beberapa rekan alumni ITB dari Desenta dan Birano, Indonesia mengirimkan sample ukiran sebagai salah satu peserta lomba
Sampel ukiran tangan tim Indonesia terpilih sebagai pemenang dan berhak bergabung dengan tim dari negara lainnya.
Tim Indonesia yang tergabung dalam tim adalah :
Abdul Mutholib, Zaenal Arifin dan Ali Ridho, Sarmidi dan Mustafid Dinul Aziz warga Desa Tegal Sambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Maret 2002 Pembuatan Replika Mimbar Nuruddin dimulai.
Proyek dipimpin Mahmud al-Balbisy bersama tim berjumlah 24 orang berasal dari Yordan, Turki, Indonesia, Mesir, Inggris dan Al-Jazair.
Tahun 2007 Replika mimbar selesai dibuat. Tim Indonesia menjadi tim pertama yang berfoto di samping mimbar baru
23 Januari – 1 Februari 2007 selama 10 hari perwakilan Tim Indonesia menjadi bagian dari tim yang ikut dalam penyusunan bagian-bagian mimbar langsung di Masjid Qibly di bawah pengawasan ketat tantara Israel.
Replika mimbar kembali berdiri dengan megah di Masjid Qibly di dalam komplek Masjid Al-Aqsa.
Adara Relief International menelusuri Jejak Tim Indonesia Pak Thalib dkk
Hingga Juni 2017 (Ramadhan 1438 H) nyaris tidak ada satupun bangsa Indonesia yang mengenali Pak Thalib dkk dan peran besarnya dalam pembuatan replika Mimbar Nuruddin. Berbekal informasi dari Dr. Amal Khalifa pakar Al-Aqsa dan melalui perantara Ketua Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI) Pramono Aristiyanto, Adara Relief International menjadi lembaga Indonesia pertama yang menemukan jejak Pak Thalib dkk.
Semoga semua ikhtiar ini menjadi catatan sejarah penting bagi bangsa Indonesia dalam perannya memerdekan Palestina dan membebaskan Masjid Al-Aqsa
disusun oleh :
Bannasari, Bidang Kajian
Adara Relief International dari berbagai sumber